Jumat, 24 Desember 2010

Menulis

Kebiasaan menulis perlu kita kembangkan
tulis apa saja yang penting positif bagi kalayak maupun agama
sebagai contoh cerpen, makalah, karya ilmiah dll
ini kami posting cerpen kiriman anggota pmr kita

"CINTA BUTUH PENGORBANAN "

Pagi yang cerah, terdengar kicauan burung bernyanyi riang gembira, lain halnya dengan hati Rohman pada pagi ini. Matahari telah menerangi Jakarta dengan panasnya. Namun Rohman enggan keluar dari kamarnya karena perasaannya sedang dilanda kegalauan. Hari Rohman seakan – akan ditutupi mendung yang gelap gulita. Walaupun diluar sana udara panas namun hati Rohman sedang dingin, dingin seperti es.
“Man, makan yuk.”ajak kakaknya yang sedari tadi mengerti akan hati adiknya itu. “Iya ….!!!” Jawab Rohman. Risa sang kakak seakan tau kegalauan hati adiknya itu. “sSetelah makan keluar yuk, cari suasana baru, masak dirumah terus, khan bosen.” Ajak Risa kepada Rohman. “ Iya deh, aku juga kepingin keluar kak.” Jawab Rohman. Sambil bercakap – cakap mereka meneruskan makan siangnya.
“Ach panas, jadi malas keluar.” Rohman kembali berkata – kata. Setelah sepi diantara mereka . “Ngeluh mulu deh kamu itu.” Balas Risa ketus. Sepi diantara mereka berlanjut sampai disebuah taman wisata. “ Kamu nggak haus thow Man?” Tanya Risa kepada Rohman. “Enggak biasa saja.” Jawab Rohman. Rohman yang lagi bĂȘte meneruskan jalannya memasuki taman wisata itu.
Sampai di dalam Rohman melihat gadis manisnya jalan bareng cowok. Emosi Rohman tidak bias dibendung lagi hingga akhirnya Rohman menghampiri Rara dan cowok itu. “ Hay, lagi ngapain Ra…?”Tanya Rohman pada Rara. “Eh …e… em… Rohman? Lagi jalan, pengen refresing.” Jawab Rara bingung. “Ach, alesan, kamu udah ngaak saying sama aku thow, sampe kamu tega gini sama aku.” Tanya Rohman sambil menahan tangisnya. Namun Rara hanya merunduk diam.
Sampai dirumah Rohman langsung masuk kedalam kamar. Dia menangis tak bias menahan rasa sakit hatinya pada Rara. Rohman berfikir keras kenapa Rara bisa setega itu padanya. Padahal Rohman saying sekali kepada Rara. “Apakah aku mempunyai kesalahan yang tak pernah kusadari ?” Rohman berbisik sendiri.
Suara ayam sangat nyaring dipagi ini. Rohman sudah bersiap untuk mengawali hari. Tetapi hatinya tak secerah hari – hari biasanya. Setelah beres semua, kini Rohman bersiap jalan menuju tempat kuliahnya yang memang hanya berjarak 500 m dari rumahnya. “Mah Rohman berangkat dulu.”
Sampai didepan kampusnya tiba – tiba cowok yang bersama Rara kemarin menarik tangan Rohman. “Ech loe cowoknya Rara ya?” Tanya cowok itu dengan tampang bringasnya. “Enggak, kemarin udah putus.” Jawab Rohman. Mendengar jawaban itu cowok tersebut langsung mengeluarkan pisau lipat dari sakunya. “Hay….!” Cowok itu memanggil Rohman lagi. “Apa ?” belum sempat dia meneruskan kata – katanya. Tubuh Rohman terasa dingin dan dia telah tersungkur ketanah dengan darah yang sangat banyak.
“Man bangun aku disini, maaf sudah mengecewakanmu. Rara berusaha membangun kan Rohman. Rara terus menangis dan terus menggoyang – goyangkan tubuh Rohman yang lemas itu. Sudah sehari Rohman tidak sadarkan diri akibat penusukan kemarin. Rohman terlalu kehabisan banyak darah.
“Ra……….? Rohman mencoba bangun dari tidurnya. Tapi tidak jadi karena merasakan sakit yang luar biasa tepat dilambungnya. Dia meringis kesakitan saat Rara membantu dia untuk tidur kembali. “Maaf kan aku ya, gara –gara aku kamu masuk Rumah sakit.” Kata Rara pada Rohman tapi Rohman hanya mengangguk.
Sudah seminggu Rohman berada di rumah sakit. Hal ini dia diperolehkan pulang. Rohman masih merasakan sakit dilambungnya. Sekali –kali meringis karena tersenggol orang lain. Rohman yang sedari tadi ditemani Rara dalam mobilnya menuju kerumah hanya diam tak berani mengajak Rara berbicara. Rara pun juga begitu.mereka hanya melempar pandangan satu sama lain.
“Man….? Kita udah putus thow?” kata – kata Rara membuat kaget Rohman. “Serah kamu maunya apa?” balas Rohman. “Aku masih saying kamu.” Rara menyambung lagi. “Ya udah berarti belum, walau kamu udah nduain aku.”jawab Rohman lagi. “Iya…. Maaf kan aku terpaksa, abis kamu jutek banget sih sama aku.” Jawab Rara. Dan akhirnya mereka bersatu lagi bagai dulu kala.

1 komentar:

  1. HAYO SIAPA MENYUSUL KIRIMKAN NASKAH ANDA MELALUI E-MAIL PMI KABUPATEN NGAWI

    BalasHapus

Ayo Siap Bencana

Dalam upaya pembentukan karakter Kesiapsiagaan bencana sebagai goals dari Pengurangan Risiko Bencana (PRB) maka dimulai sejak dini d...