Rabu, 11 April 2018

Mengenal Sungai

Mengenal Grade Sungai untuk Rafting
Tingkat kesulitan sungai atau level sungai dalam kegiatan arung jeram dibagi ke dalam beberapa kelas atau grade, mulai dari tingkat yang paling mudah hingga tingkat yang paling sulit. Berikut ini ciri-ciri dan karakteristik sungai yang diurut berdasarkan grade :

Lokasi Arung Jeram
Grade I
Air sungai mengalir tenang dan hanya sesekali diiringi riam kecil. Rintangan seperti batu, pusaran air atau air terjun, jarang dijumpai. Scouting atau pengintaian untuk menentukan lintasan sepertinya tidak perlu dilakukan. Self rescue atau penyelamatan diri relatif sangat mudah untuk dilakukan.

Grade II
Terdapat ombak pada air sungai, meskipun tidak terlalu tinggi. Terdapat rintangan berupa bebatuan, namun jaraknya masih sangat renggang. Scouting masih tidak diperlukan dan self rescue pun masih mudah dilakukan.

Grade III
Terdapat riam-riam yang diiringi gelombang-gelombang yang tidak terduga. Dibutuhkan manuver untuk menghindari rintangan. Scouting diperlukan untuk membantu menentukan lintasan. Meski self recue bisa dilakukan, kadang-kadang dibutuhkan rescue team untuk bersiaga di tepi sungai.

Grade IV
Jeram sudah mulai sulit dan mulai sambung menyambung. Gelombang air bisa mencapai 2 meter dengan variasi kelokan yang cukup tajam. Letak bebatuan cukup berdekatan dengan arus sungai yang liar. Scouting dan manuver cepat sangat diperlukan. Potensi terjadinya kecelakaan cukup besar dan self rescue sulit untuk dilakukan. Oleh karena itu, kehadiran rescue team sangat diperlukan.

Grade V
Riamnya panjang dan liar serta sambung-menyambung. Arus lebih deras dan jeramnya pun berbahaya. Lintasan dipenuhi oleh batu-batu besar dengan ukuran sungai yang sempit. Dibutuhkan manuver cepat dan rumit untuk mengarungi sungai di grade ini. Self rescue sudah tidak mungkin dilakukan. Apabila terjadi kecelakaan, river rescue sangat sulit dilakukan. Scouting harus dilakukan meskipun cenderung sulit.

Grade VI
Inilah tipe sungai yang paling sulit untuk diarungi. River rescue sudah tidak mungkin dilakukan. Untuk itu, dibutuhkan persiapan yang benar-benar matang untuk mengarunginya. Secara umum, sungai dengan karakteristik grade VI tidak dianjurkan untuk diarungi oleh para pemula atau anak-anak denga umur di bawah 16 tahun, karena pastinya akan menghadapi banyak rintangan dan tingkat kecuraman yang sangat ekstrim dan berbahaya, dan hanya diperbolehkan dilintasi oleh para peserta arung jeram yang sudah berpengalaman serta profesional.

Arus Sungai
Agar dalam proses pelaksanaan arung jeram bisa berjalan dengan baik, tidak ada salahnya jika mengenal beberapa istilah sungai secara umum, diantaranya :

1.     Main Stream
Main stream atau lebih dikenal dengan arus utama, sebuah arus yang paling besar diabanding arus-arus lainnya. Arus utama sangat mudah dikenali dan biasanya digunakan sebagai jalur pengarungan.

2.     Standing Wave
Standing wave merupakan gelombang yang terbentuk akibat adanya perbedaan kecepatan arus ketika melewati dasar sungai dengan kemiringan yang berbeda pula. Perbedaan kemiringan dasar sungai ini biasanya diakibatkan oleh adanya ornamen  di dasar sungai, seperti batu.

3.     Reverse Stream
Reverse stream atau arus balik merupakan arus yang berputar ke atas diakibatkan adanya perubahan bidang jatuh yang cukup drastis. Dan reverse stream terbagi menjadi 3, yaitu :
a. Hole, yaitu arus dari bawah yang berputar ke belakang akibat adanya batu di bawah permukaan yang menghalangi arus.
b. Hydraulic, yaitu arus yang berputar dari bawah akibat adanya arus yang turun secara vertikal.
c. Back Curling, yaitu arus yang terbentuk akibat pertemuan dasar sungai yang terjal dengan dasar sungai yang landai. Sekilas mirip dengan standing wave namun memiliki daya balik yang lebih kuat.

4.     Eddies
Eddies atau pusaran air merupakan tempat dimana aliran sungai berhenti atau mengalir ke atas hulu sungai. Eddies  terbagi menjadi 2 :
a. Midstream Eddies, yaitu pusaran di tengah sungai yang terbentuk akibat adanya rintangan (batu).
b. Shortline Eddies, yaitu pusaran yang terbentuk akibat tikungan, tonjolan atau cekungan di pinggir sungai.

5.     Cushion
Cushion merupakan gerak arus sungai berupa ombak dan riak yang terbentuk akibat benturan arus sungai dengan bebatuan yang timbul diatas permukaan.

Tongue
6.     Tongue
Tongue atau lidah arus merupakan arus yang terbentuk akibat adanya dua arus yang menabrak rintangan yang mengambang di permukaan.

7.     Pillow
Pillow atau benjolan air merupakan gerak arus yang terbentuk ketika air sungai melewati bebatuan yang dekat dengan permukaan.

8.     Bends
Bends atau belokan sungai merupakan bagian sungai yang berkelok-kelok.

9.     Flat
Flat merupakan gerak arus sungai yang tenang.

10.  Rocks
Rocks atau bebatuan merupakan salah satu ornamen sungai yang muncul ke permukaan air dan mempengaruhi arus sungai.

11.  Strailer
Strailer merupakan rintangan yang menghalangi arus utama sehingga menghalangi ruang gerak. Strailer dapat berupa pohon tumbang atau ranting.

12.  Undercut
Undercut merupakan rongga yang terbentuk akibat terkikisnya dinding sungai.

13.  Cerukan
Cerukan merupakan bentukan sungai yang terjadi akibat gerusan arus deras. Cerukan biasanya terdapat pada belokan sungai.

14.  Bottle Neck
Bottle Neck merupakan penyempitan yang terjadi pada dinding sungai yang bentuknya menyerupai leher botol. Bottle Neck menyebabkan arus sungai mengalir lebih deras.

15.  Shallows
Shallows atau pendangkalan sungai merupakan penurunan permukaan air akibat semakin melebarnya penampang sungai.

Sumber  :  Berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Droping air Bersih

Pekan terakhir Bulan September 2024 PMI Kabupaten Ngawi yang beralamat di Jalan Dr. Wahidin Sudiro Husodo Nomor 16 Ngawi telah mendistribusi...